Sesuatu yang Unik biasanya menarik - Barang Antik pun dapat terlihat Cantik - Bila Anda mulai tertarik dan hatipun sudah tergelitik......ungkapkan rasa simpatik dan maksimalkan kemampuan agar Anda layak jadi pemilik.

Minggu, 24 Juli 2011

 Gagang Parang yang terbuat dari kayu berbentuk kepala burung.

Panjang total Parang 59cm, panjang bilahnya 39cm.
Harga Parang : Rp.350.000,-
Telah Terjual 

 BADIK (Badek) 
Panjang Total 46cm, panjang bilah besi 29cm.

Gagang Badik terbuat dari kayu yang diukir berbentuk kepala.
Harga Badik : Rp.500.000,-
Telah Terjual
 MANDAU Kalimantan, Panjang Total 67cm, Panjang Bilah Besi 48cm.

 Lubang-lubang yang ada pada bilah Mandau.

 Hulu Mandau, dari Tanduk Rusa yang diukir.

 Hulu Pisau Kecil Mandau, yang juga terbuat dari Tanduk Rusa dan diukir.

 Bilah Mandau dan Bilah Pisau Kecil Mandau dikeluarkan dari Sarungnya.

Sarung Mandau (Kumpang) dan Sarung Kulit untuk Pisau Kecil Mandau.
Harga Mandau : Rp.1.500.000,-
Telah Terjual

Senjata Tradisional


Mandau (senjata tradisional kalimantan)
Kalimantan adalah salah satu dari 5 pulau besar yang ada di Indonesia. Sebenarnya pulau ini tidak hanya merupakan “daerah asal” orang Dayak semata karena di sana ada orang Banjar, Kutai, Berau, Tidung dan orang Melayu. Di  kalangan orang Dayak sendiri satu dengan lainnya menumbuh-kembangkan kebudayaan tersendiri. Dengan perkataan lain, kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan oleh Dayak-Iban tidak sama persis dengan kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan Dayak-Punan dan seterusnya. Namun demikian, satu dengan lainnya mengenal atau memiliki senjata khas Dayak yang disebut sebagai mandau. Dalam kehidupan sehari-hari senjata ini tidak lepas dari pemiliknya. Artinya, ke mana pun ia pergi mandau selalu dibawanya karena mandau juga berfungsi sebagai simbol seseorang (kehormatan dan jati diri). Sebagai catatan, dahulu mandau dianggap memiliki unsur magis dan hanya digunakan dalam acara ritual tertentu seperti: perang, pengayauan, perlengkapan tarian adat, dan perlengkapan upacara.
Mandau dipercayai memiliki tingkat-tingkat keampuhan atau kesaktian. Kekuatan saktinya itu tidak hanya diperoleh dari proses pembuatannya yang melalui ritual-ritual tertentu, tetapi juga dalam tradisi pengayauan (pemenggalan kepala lawan). Ketika itu (sebelum abad ke-20) semakin banyak orang yang berhasil di-kayau, maka mandau yang digunakannya semakin sakti. Biasanya sebagian rambutnya digunakan untuk menghias gagangnya. Mereka percaya bahwa orang yang mati karena di-kayau, maka rohnya akan mendiami mandau sehingga mandau tersebut menjadi sakti. Namun, saat ini fungsi mandau sudah berubah, yaitu sebagai benda seni dan budaya, cinderamata, barang koleksi serta senjata untuk berburu, memangkas semak belukar dan bertani.
Mandau adalah senjata tajam sejenis parang berasal dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Berbeda dengan parang, mandau memiliki ukiran-ukiran di bagian bilahnya yang tidak tajam. Sering juga dijumpai tambahan lubang-lubang di bilahnya yang ditutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud memperindah bilah mandau.
Bahan baku mandau adalah besi (sanaman) mantikei yang terdapat di hulu Sungai Matikei, Desa Tumbang Atei, Kecamatan Sanaman Matikai, Samba, Kotawaringin Timur. Besi ini bersifat lentur sehingga mudah dibengkokan.
Struktur Mandau
1.      Bilah mandau
Bilah mandau terbuat dari lempengan besi yang ditempa hingga berbentuk pipih-panjang seperti parang dan berujung runcing (menyerupai paruh yang bagian atasnya berlekuk datar). Salah satu sisi mata bilahnya diasah tajam, sedangkan sisi lainnya dibiarkan sedikit tebal dan tumpul. Ada beberapa jenis bahan yang dapat digunakan untuk membuat mandau, yaitu: besi montallat, besi matikei, dan besi baja yang diambil dari per mobil, bilah gergaji mesin, cakram kendaraan, dan lain sebagainya. Konon, mandau yang paling baik mutunya adalah yang dibuat dari batu gunung yang dilebur khusus sehingga besinya sangat kuat dan tajam serta hiasannya diberi sentuhan emas, perak, atau tembaga. Mandau jenis ini hanya dibuat oleh orang-orang tertentu.
Pembuatan bilah mandau diawali dengan membuat bara api di dalam sebuah tungku untuk memuaikan besi. Kayu yang digunakan untuk membuat bara api adalah kayu ulin. Jenis kayu ini dipilih karena dapat menghasilkan panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kayu lainnya. Setelah kayu menjadi bara, maka besi yang akan dijadikan bilah mandau ditaruh di atasnya agar memuai. Kemudian, ditempa dengan menggunakan palu. Penempaan dilakukan secara berulang-ulang hingga mendapatkan bentuk bilah mandau yang diinginkan. Setelah bilah terbentuk, tahap selanjutnya adalah membuat hiasan berupa lekukan dan gerigi pada mata mandau serta lubang-lubang pada bilah mandau. Konon, pada zaman dahulu banyaknya lubang pada sebuah mandau mewakili banyaknya korban yang pernah kena tebas mandau tersebut. Cara membuat hiasan sama dengan cara membuat bilah mandau, yaitu memuaikan dan menempanya dengan palu berulang-ulang hingga mendapatkan bentuk yang diinginkan. Setelah itu, barulah bilah mandau dihaluskan dengan menggunakan gerinda.
2.      Gagang (Hulu Mandau)
Gagang (hulu mandau) terbuat dari tanduk rusa yang diukir menyerupai kepala burung. Seluruh permukaan gagangnya diukir dengan berbagai motif seperti: kepala naga, paruh burung, pilin, dan kait. Pada ujung gagang ada pula yang diberi hiasan berupa bulu binatang atau rambut manusia. Bentuk dan ukiran pada gagang mandau ini dapat membedakan tempat asal mandau dibuat, suku, serta status sosial pemiliknya.
3.       Sarung Mandau
Sarung mandau (kumpang) biasanya terbuat dari lempengan kayu tipis. Bagian atas dilapisi tulang berbentuk gelang. Bagian tengah dan bawah dililit dengan anyaman rotan sebagai penguat apitan. Sebagai hiasan, biasanya ditempatkan bulu burung baliang, burung tanyaku, manik-manik dan terkadang juga diselipkan jimat. Selain itu, mandau juga dilengkapi dengan sebilah pisau kecil bersarung kulit yang diikat menempel pada sisi sarung dan tali pinggang dari anyaman rotan.
Nilai Budaya

Pembuatan mandau, jika dicermati secara saksama, di dalamnya mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai itu antara lain: keindahan (seni), ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Nilai keindahan tercermin dari bentuk-bentuk mandau yang dibuat sedemikian rupa, sehingga memancarkan keindahan. Sedangkan, nilai ketekunan, ketelitian, dan kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yang memerlukan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Tanpa nilai-nilai tersebut tidak mungkin akan terwujud sebuah mandau yang indah dan sarat makna.

BADIK:

Asal usul badik adalah senjata tradisional melayu makasar, bugis dan mandar di sulawesi selatan yang berukuran pendek. senjata ini dikenal pula di daerah patani, thailand selatan dengan sebutan badek. bentuknya serupa dengan badik bugis, sehingga diduga badek patani ini berasal dari bugis. hal ini didasarkan pada tradasi merantau orang bugis yang diwariskan secara turun temurun.

PARANG:
Parang adalah senjata tajam yang terbuat dari besi biasa. Bentuknya relatif sederhana tanpa pernak pernik. Kegunaannya adalah sebagai alat potong atau alat tebas (terutama selak belukar) kala penggunanya keluar masuk hutan. Parang juga digunakan untuk pertanian.


Di Kalimantan parang juga disebut sebagai ambang. Parang juga merupakan senjata khas orang Melayu di kampung-kampung pada zaman dahulu. Sedangkan masyarakat Melayu di Jawa dan Sumatra menjadikan parang sebagai salah satu senjata pertempuran.

Pada masyarakat melayu belitung di daerah belantu parang sebagai peralatan potong sehari-hari sedangkan "sundang" adalah alat mirip parang dengan ukuran yang lebih panjang dan lebih tipis sebagai senjata pertempuran tidak semua pandai besi mempunyai keterampilan membuatnya dimana hanya pandai besi yang mempunyai ilmu besi atau bahasa melayu belitungnya "mantera sendawe besi" yang boleh membuatnya karena senjata ini adalah di buat untuk berperang maka dalam proses pembuatanya pada setiap sepuhan di isilah dengan "mantara sendawe besi" tadi, pada masa berburu mereka membekali diri dengan "parang Lading" dimana bentuknya mirip dengan "pisau komando" namun berbentuk tipis dan lebih panjang, di belitung pisau disebut juga sebagai " pisu' "
 (BTL 001)
Botol WINCARNIS England 700ml - BOLS Erven Lucas Bols Amsterdam & E.Remy Martin COGNAC.
(Semua masih lengkap dengan tutupnya)
Rp.500.000,- (Dijual sekaligus ketiganya)

(BTL 002)
Botol LIQUEUR from Italy - Botol DRY GIN England & Botol TEQUILA Mexico
(Semua masih lengkap dengan etiket dan tutup botolnya)
Dijual bersamaan (1 paket) Rp.400.000,-
Vas Bunga dari keramik putih, Rp.150.000,-
(PL - 001) Pisau Lipat merk OKAPI made in Germany Rp. 200.000,-

(PL - 002) Pisau Lipat motif Hijau Rp.35.000,-
(PL - 003) Pisau Lipat merah Rp.50.000,-
Borgol Jari, dari kuningan. Rp.100.000,-
 Gembok (G 01)
Gembok kuningan kuno, lubang kunci ber-penutup - Rp.150.000,-

(G 002)
Gembok besi merk TRI-CIRCLE made in China, unik dengan 2 pasang kunci,
(harus menggunakan 2 kunci yang berbeda pada saat membuka atau mengunci, pada satu lubang kunci)
Rp.350.000,-
KEBAYA ENCIM (KE-001)

 Kebaya Encim kuno (sudah berusia lebih dari 50 tahun), bahan katun paris polos
 - Bordir bunga mawar, kondisi prima Rp.250.000,-
    Sudah Terjual


(KE-002)
 Warna putih,bahan katun paris polos (sudah berusia lebih dari 65 tahun)
 - Bordir Rancang Bunga, ada bbrp lubang kecil pada kain (karena usia yang sudah tua) Rp.350.000,-
    Sudah Terjual

(KE - 003)
Kebaya warna putih berbahan katun paris, full rancang bordir 
(Ada bagian yang robek sebesar koin Rp.500,- di bagian depan pinggang kiri) Rp.300.000,-
 Sudah Terjual.

(KE - 004)

Kebaya warna Krem, berbahan katun paris. Bordir bunga kecil ungu, ada 1 titik retas (karena usia).
Ada bbrp titik karat atau titik India (juga karena usia) dibagian punggung dan pinggang sebelah kanan.
Rp.200.000,-
Sudah Terjual.

Hair Dryer merk SCHOTT, 200-220Volt, 500watt. Sudah berusia 55tahun, tapi masih berfungsi baik.
Rp. 500.000,-

Sepatu Unik Tempo Doeloe, yang ini sepatu pesanan khusus (dijamin tidak ada duanya), yg sebelah kiri ex almh.Ibu saya (Warna Coklat Muda) dan yg kanan ex saya pribadi...keduanya dipesan khusus waktu kami ultah ke 17th. Dijual bersamaan (keduanya) Rp.300.000,-

 Gear Camshaft Merk: FERROZELL made in Germany, Rp.1Juta,-

Sempoa kuno, asli dibawa dari daratan China oleh almarhum kakek, diperkirakan sudah berusia lebih dari 100 tahun (bahan kayu Jati). Rp.500.000,-
Keramik Piring yang bagian blkgnya diberi gantungan, jadi dibuat sbg hiasan dinding. Keramik Belanda, warna biru. Rp.600.000,-
Hiasan Dinding kuno, dari bahan sejenis Gibs atau Clay keras (tidak begitu paham) peninggalan kakek, diperkirakan usianya 100tahun. Warna Coklat muda - lukisan pelabuhan dgn kapal-kapal kecil. Rp.1.000.000,-
 Guci antik, biasa dipakai oleh nenek saya untuk menyimpan garam - dan garamnya  tetap kering meski berbulan-bulan disimpan dalam guci tersebut. Rp.500.000,-


 Cash Box Merk DAIICHI Type 35, Ukuran: 25,5cm X 16,6cm X 10 cm.
Warna Biru dan Hijau.Kondisi bagus, tapi anak kunci hilang.
Tetapi dapat dibuka tutup dengan baik. Dijual bersamaan sekaligus = Rp.500.000,-

Sabtu, 23 Juli 2011



- Lampu baca meja, antik masih berfungsi. Rp.350.000,-
 - Mesin Hitung kuno antik masih berfungsi baik Rp.1.500.000,-

Perforator merk"General", made in Shanghai - China. Bekas pakai, tapi kondisi bagus-berfungsi.
Ada 2 buah - yang satu sudah tidak ada doos. Jual borongan Rp.125.000,-
 Kotak peralatan dari kuningan Rp.100.000,-

 Tempat Perhiasan Bulat Rp.100.000,-

Hiasan kuningan berbentuk Pin Bowling Rp.150.000,-

Kecerdasan & Ketulusan demi Kemanusiaan

Marie SkÅ‚odowska-Curie (7 November 1867 – 4 Juli 1934) dilahirkan dengan nama Maria Sklodowska di Warsaw, Polandia pada tanggal 7 November 1897 adalah perintis dalam bidang radiologi dan pemenang Hadiah Nobel dua kali, yakni Fisika pada 1903 dan Kimia pada 1911. Ia mendirikan Curie Institute. Bersama dengan suaminya, Pierre Curie, ia menemukan unsur radium. Sebagai anak perempuan, ia sangat haus ilmu pengetahuan sehingga menjadikan dirinya seorang siswi desa yang lulus dengan nilai terbaik. Marie mewujudkan keinginannya mengikuti pendidikan di Universitas Sorbonne, Paris.
Marie adalah mahasiswi yang cemerlang. Setelah kelulusannya di bidang matematika, ia mendapat urutan pertama untuk studinya di bidang fisika. Rasa ingin tahunya pada ilmu pengetahuan tidak pernah habis, hingga membawanya sebagai wanita pertama yang meraih hadiah Nobel.
Karena menemukan dua unsur radioaktif, yaitu polonium dan radium, Marie Curie berbagi penghargaan Nobel fisika bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie dan Henri Becquerel pada tahun 1903. Nobel kedua didapatnya pada tahun 1911 di bidang kimia, berkat kerja kerasnya mengisolasi radium serta mengarakterisasi unsur baru tersebut.
Marie Curie bersama suaminya, Pierre Curie sama-sama dibesarkan dalam keluarga yang menghargai pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kedua ayah mereka adalah seorang profesor. Mereka bertemu di Paris dan kemudian hidup bersama mendiskusikan berbagai pengetahuan, serta menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk ilmu baru dari fenomena alam. Salah satu mimpi besar mereka adalah mengetahui sifat-sifat unsur radioaktif.
Polonium dan radium adalah dua unsur radioaktif pertama yang ditemukan. Polonium diambil dari nama Polandia, tempat kelahiran Madame Curie. Sedangkan nama Radium diambil dari warna radiasi sinar biru garam klorida yang berhasil mereka sintesis. Metode untuk memisahkan garam radium dan polonium dari batuan uranium dipublikasikan secara bebas pada dunia pengetahuan. Mereka memilih untuk tidak mematenkan metode tersebut sehingga tidak memperoleh nilai ekonomi yang tinggi dari penemuannya.
Hadiah Nobel atas penemuan polonium dan radium tak menyurutkan pasangan Curie untuk tetap melanjutkan penelitian tentang unsur radioaktif. Namun karena kecelakaan, Pierre Curie harus meninggalkan Marie Curie bersama anak-anak mereka serta penelitian yang masih tersisa.
Radioaktivitas
Setelah kematian Pierre Curie pada tahun 1906, Marie Curie memutuskan menjadi dosen bidang fisika khususnya tentang radiasi. Lagi-lagi ia menjadi dosen wanita pertama di Universitas Sorbonne Prancis. Kuliah pertamanya pada tanggal 5 November 1906 pukul 13.30 terbatas hanya untuk 120 peserta kuliah yaitu dari kalangan mahasiswa, umum, serta wartawan. Saat itu Marie menerangkan tentang teori ion dalam bentuk gas, serta risalahnya tentang radioaktivitas.
Penemuan terbarunya yang juga mendapat penghargaan Nobel kedua kalinya, adalah hasil mengisolasi radium dengan cara elektrolisis lelehan garam radium klorida. Pada elektroda negatif radium membentuk amalgam dengan raksa. Dengan memanaskan amalgam dalam tabung silika yang dialiri gas nitrogen pada tekanan rendah akan menguapkan raksa, dan meninggalkan radium murni yang berwarna putih. Radium dikenal sebagai unsur radioaktif pertama yang berhasil diisolasi dari bentuk garamnya. Keberhasilan ini mencatatkan namanya sebagai satu-satunya peraih Nobel ganda dalam bidang yang berbeda.
Kemudian di tahun 1915, Marie Curie menggunakan pengetahuannya untuk membantu tim palang merah dalam perang di Prancis. Dengan bantuan dana dari Persatuan Wanita Perancis, Madame Curie menyulap satu unit mobil menjadi unit radiologi berjalan yang memiliki peralatan sinar-X dan dinamonya. Ia mengunjungi pos-pos yang memerlukan pengobatan akibat luka tembak atau luka bakar akibat granat. Dengan dibantu beberapa perawat wanita, mereka mengoperasikan unit mobil ini selama terjadi perang.
Berkat tulisan seorang jurnalis wanita, Ny. William Brown Meloney, radium semakin identik dengan Marie Curie. Ketulusannya serta kerja kerasnya bagi ilmu pengetahuan mendapat simpati dari dunia. Hal ini terbukti ketika ia mendapat hadiah satu gram radium dari Presiden Amerika Warren G. Harding atas nama wanita Amerika Serikat pada tahun 1921. Begitu pula dengan bantuan 50.000 dolar AS dari Presiden Hoover (AS) untuk membeli bahan radium yang digunakan di Warsaw.
Gelar kehormatan sebagai Doktor Ilmu Pengetahuan (Doctor of Science) diberikan kepadanya dari berbagai universitas terkemuka. Mereka mengakui pemikiran dan kerja keras Madame Curie merupakan sumbangan terbesar bagi ilmu pengetahuan dan dunia.

Perjalanan hidup seorang Marie Sklodowska Curie tidak pernah lepas dari ilmu pengetahuan serta pengabdian terhadap kemanusiaan. Berkat ketulusannya serta kegigihannya, ia telah memengaruhi banyak orang untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Selama tahun 1903-1912, ia beserta beberapa muridnya dan sesama koleganya melanjutkan penelitian radium dan berhasil menemukan 29 jenis isotop radioaktif selain radium.
Ia tak mengetahui bahaya zat radioaktif saat mencoba mengisolasinya, sehingga terlalu sering melakukan kontak langsung dengan unsur-unsur tersebut. Radiasi sinar radium yang berlebih memberi dampak negatif bagi tubuhnya, ia mengidap kanker leukimia. Pada tanggal 4 Juli 1934 di Haute Savoie, Curie mengembuskan napas terakhirnya. Dunia kehilangan seorang wanita tangguh yang berjasa pada pengembangan pengetahuan dan kemanusiaan.
Namun ia meninggalkan penerus-penerus yang tangguh. Kedua anak perempuannya meraih hadiah Nobel kelak. Irene, anak tertuanya meraih Nobel kimia pada tahun 1935 bersama suaminya Frederick Joliot. Eva, anak bungsunya saat menjadi direktur UNICEF meraih Nobel perdamaian tahun 1965 bersama suaminya H.R. Labouisse.
Dedikasinya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan sangatlah tinggi. Sampai saat ini, belum ada lagi seorang perempuan dengan talenta dan dedikasi yang demikian besar terhadap ilmu pengetahuan. Marie Curie terus bekerja dan menyelediki nuklir dan radioaktif hanya di dalam laboratorium sederhana tanpa mau memikirkan diri sendiri. Bahkan ia tidak mau mendaftarkan penemuannya ke paten karena terlalu berpegang teguh pada prinsip, “ilmu pengetahuan adalah untuk umat manusia”. Bahkan sampai di akhir hidupnya, Marie Curie membuka gerbang pengetahuan bagi dunia kedokteran. Tumbuhnya kanker di tubuhnya telah menggugah para peneliti untuk mengetahui lebih lanjut efek radioaktif dan aplikasi yang dapat digunakan. Hingga saat ini bahan radioaktif dikaji pada bidang telekomunikasi, geologi, dan bidang industri.***